Di Klaten, Menteri Teten Temukan Solusi Masalah Bahan Baku Industri Furniture
Pemerintahan lagi cari jalan keluar dalam menangani persoalan UKM mebel kayu, terutamanya berkaitan permasalahan kualitas bahan baku dan sentuhan tehnologi supaya mempunyai daya saing.
lebih sehat berkat pewarna makanan alami buatan sendiri
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, faktory share atau rumah produksi bersama yang digagas oleh Koperasi Asmindo Nasional (Kopasnas) adalah salah satunya jalan keluar untuk menangani persoalan pemrosesan bahan baku mebel dan kerajinan.
"Kita pengin cari jalan keluar produksi mebel dari UKM yang punyai permasalahan dari kualitas, khususnya bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangatlah baik," kata MenkopUKM Teten Masduki waktu mengevaluasi gagasan pembuatan rumah produkai bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten, Minggu (6/12/2020).
Menurut Teten, rumah produksi bersama itu, anggotanya ialah koperasi-koperasi yang menerima faedah dari UKM-UKM pengrajin mebel supaya akses pasar (pasar) terbuka.
"Idenya telah bagus. Ini anggota koperasi yang menerima faedah dari ukm-ukm pengrajin mebel yang harus ditolong masuk pasar," katanya.
Apa lagi ucapnya, sekarang pasar dalam negeri telah menunggu, di mana 40 % berbelanja negara untuk beli produk UMKM.
"Pasar dalam negeri telah saya perjuangkan, 40 % harus membeli produk umkm. Penyediaan sekolah umkm sekali," ucapnya.
Dia akui, sekarang lagi lakukan lobi dengan Kementerian BUMN supaya penyediaan barang di bawah Rp 14 miliar ditujukan untuk UMKM. Karena itu UMKM dituntut tingkatkan kualitaa produksinya.
"Saya masih lobi Menteri BUMN, penyediaan Rp 14 miliar kebawah untuk UMKM. Saat ini yang terpenting dari segi produksi yang bermutu," kata Teten.
Disamping itu, dibutuhkan sentuhan tehnologi kekinian supaya UMKM bisa berkompetisi. Hingga rumah produksi bersama itu jadi salah satunya jalan keluar.
"Kalau tidak ada perlengkapan kekinian produk umkm tidak dapat berkompetisi. Karena itu inspirasi rumah produksi bersama adalah salah satunya jalan keluar," sambungnya.
Dia memperjelas, rumah produksi bersama akan dibangun di sentra-sentra UMKM, supaya berkembang dan berdaya saing. Walau sempat terlambat karena Covid-19, menurut Teten, Klaten Jawa tengah bisa menjadi pilot proyek kesuksesan untuk ditingkatkan di bidang yang lain.
"Tidak cuma di sini. Agar akses gampang akan dibangun di tiap sentral. Pilot proyek Jawa tengah kalau ini sukses ditingkatkan ke bidang lain," jelasnya.
Saat itu, petinggi sesaat Bupati Klaten Sujarwanto menjelaskan, rumah produksi bersama ini akan menangani masalah berkaitan bahan baku. Menurut dia, aktor UKM di Trucuk Klaten dapat membuat furniture apa, tetapi terusik oleh bahan baku.
"Perusahaan kecil, industri rumah tangga sanggup bayar kontan untuk bahan baku. Tapi sebab pembelian secara ketengan hingga harga mahal. Belum juga permasalahan suplai," ucapnya.
Yang ke-2 kata Sujarwanto ialah pembiayaan. Karena itu, Koperasi Asmindo Nasional (kopasnas) bisa ambil fungsi untuk beberapa anggotanya.
"Lalu pasar. Koperasi menjadi jembatan pasar untuk dapat berkembang," tandas Sujarwanto.
Pemerintahan tengah rancang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja untuk tangani peraturan dan potong birokrasi.